Muzayyin Founder EF-Institute, Taklukkan 2.000 Pesaing Demi Impian Belajar di Amerika!

Jember, Jawa Timur – Kisah inspiratif datang dari Jember, Jawa Timur, di mana seorang mahasiswa berprestasi dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jember berhasil mewujudkan impiannya untuk belajar di Amerika Serikat. Moh. Muzayyin, demikian nama pemuda itu, berhasil menyisihkan lebih dari 2.000 mahasiswa dari seluruh Indonesia untuk menjadi salah satu peserta program pertukaran pelajar bergengsi.

Perjuangan Menguasai Bahasa Inggris dan Mental Baja

Keberhasilan Muzayyin tidak datang dengan mudah. Ia harus melewati serangkaian tes yang ketat, termasuk tes kemampuan Bahasa Inggris (TOEFL) dengan skor minimal 450, serta wawancara yang menguji kemandirian, tanggung jawab, dan kepercayaan diri. Selain itu, ia juga harus membuktikan komitmennya terhadap negara dan menguasai dasar-dasar komputer.

“Sekitar bulan Desember 2009 silam, saya mulai mengikuti berbagai tahapan tes,” ungkap Muzayyin. Ia menceritakan bagaimana dirinya harus meyakinkan panitia tentang motivasi mengikuti program, keaktifan dalam berorganisasi, latar belakang keluarga, dan hal-hal lain yang semuanya harus disampaikan dalam Bahasa Inggris.

Dua minggu setelah melalui serangkaian tes yang melelahkan, Muzayyin akhirnya dinyatakan lolos seleksi dan menjadi salah satu dari 61 mahasiswa Indonesia yang beruntung terpilih untuk mengikuti program pertukaran pelajar Indonesia English Language Study Program (IESLP).

Menjelajahi Negeri Paman Sam: Ohio University Menanti

Muzayyin akan menghabiskan dua bulan di Amerika Serikat, tepatnya di Ohio University, serta negara bagian lainnya seperti Arkansas, South Carolina dan Arizona. Ia merasa sangat bersemangat untuk mempelajari bahasa Inggris dan budaya Amerika secara langsung.

“Saya di sana selama dua bulan,” ujarnya dengan antusias.

Inspirasi dari Kesederhanaan dan Mimpi Besar

Di tengah kesibukannya mempersiapkan keberangkatan, Muzayyin tetap menunjukkan kesederhanaan dan kerendahan hatinya. Ia tidak menyangka akan bisa menginjakkan kaki di Amerika Serikat, sebuah impian yang terasa begitu jauh sebelumnya.

“Saya masih tidak menyangka akan berangkat ke Amerika,” tuturnya dengan mata berbinar.

Muzayyin berharap pengalamannya di Amerika Serikat dapat menjadi bekal untuk meraih cita-citanya menjadi seorang dosen. Ia berjanji akan memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk belajar dan mengembangkan diri.

Kisah Muzayyin ini menjadi inspirasi bagi banyak mahasiswa di Jember dan seluruh Indonesia. Dengan tekad, kerja keras, dan keyakinan pada diri sendiri, impian setinggi apapun dapat diraih.

Kegiatan Pra-Keberangkatan

Mendekati hari keberangkatannya ke Amerika Serikat, Muzayyin disibukkan dengan berbagai persiapan. Ia mengurus berbagai keperluan yang harus dibawa dan tak sabar menanti hari keberangkatannya yang jatuh pada awal April 2010 silam.

 

Scroll to Top